Sepertinya memang benar setiap masalah pasti punya percabangan yang banyak dan akan selalu meruncing dalam setiap detik.
Semuanya kareana keterbatasanku dalam memulai sesuatu. Salah dalam melangkah dari awal dan tersesat dalam pemikiran diriku sendiri.
Kelemahanku yang selalu berkata iya dan tersenyum kepada setiap orang. Menekan ambisi ku demi orang lain. Menjadi suatu keharusan yang terikat dan tak tahu kapan akan terlepas.
Aku tidak bisa menyetir keadaan. Selalu aku yang disetir keadaan. Mungkin benar tentang persepsiku dari awal. Bahwa lebih baik menjadi individualitas daripada harus tersakiti oleh subjek yang lain.
Egoku yang tinggi serta cara berpikir yang berbeda harus tertindas dalam suatu kebiasaan buruk yang terus dan akan terus terjadi di sekitar lingkungan hidupku.
Hanya sekedar omongan yang tak kan pernah ada arti.
Aku muak jika terus seperti ini. Terkurung dalam duniaku sendiri di tengah pemikiran ku sendiri. Tunduk kepada sebuah kata "kasihan"
Semuanya kareana keterbatasanku dalam memulai sesuatu. Salah dalam melangkah dari awal dan tersesat dalam pemikiran diriku sendiri.
Kelemahanku yang selalu berkata iya dan tersenyum kepada setiap orang. Menekan ambisi ku demi orang lain. Menjadi suatu keharusan yang terikat dan tak tahu kapan akan terlepas.
Aku tidak bisa menyetir keadaan. Selalu aku yang disetir keadaan. Mungkin benar tentang persepsiku dari awal. Bahwa lebih baik menjadi individualitas daripada harus tersakiti oleh subjek yang lain.
Egoku yang tinggi serta cara berpikir yang berbeda harus tertindas dalam suatu kebiasaan buruk yang terus dan akan terus terjadi di sekitar lingkungan hidupku.
Hanya sekedar omongan yang tak kan pernah ada arti.
Aku muak jika terus seperti ini. Terkurung dalam duniaku sendiri di tengah pemikiran ku sendiri. Tunduk kepada sebuah kata "kasihan"
Komentar
Posting Komentar