Asing; abaikan; antah. Semua begitu rumit dalam pandanganku. Dengan awal untuk menjadi akhir dan akhir untuk menjadi awal. Tdak ada kata akhir dan tidak ada kata awal, begitu rumit dan abu-abu. Akhir dan awal semua harus dipisah. Pembeda antara aku dan kau tipis tak berarti akan tetapi nyata. Bukan hanya sebatas tanda yang berakhir dengan pengabaian, tetapi juga dilupakan dan terlupakan. Hilangnya pembeda diantara kita bukan berarti tak sama, akan tetapi selalu hilang. Entah dengan tutur katamu atau dengan tingkahku. Terbiasa dan akan selalu menghilang lalu muncul lagi akan menjadi tandaku. Tanda kehilangan, diabaikan tetapi akan selalu ada.
Kau yang berada jauh disana. Tak akan bisa kugenggam. Kaupun juga tak akan bisa mengengamku. Bukan pada permasalahan jarak, waktu, agama, dan uang. Tapi ego, ego yang selalu berada diantara kita. Ego yang selalu bersemayam diantara hubungan kita. Kebohongan selalu menjadi sebuah kenyataan yang selalu diperlihatkan secara tegar dan tegas. Kebohongan selalu menjadi kunci diantara kita dan kebodohan adalah diriku yang mungkin hanya sebatas selingan tak berarti. Aku dan egoku , serta mungkin egomu akan selalu ada. Kebohongan dan kemuafikan selalu menjadi canda diantara kita, atau mungkin hanyalah candaku saja. Kapan ego, kebohongan, dan kemunafikan tersebut akan menghilang. Bukan hanya sebatas hilang, tapi lenyap tak bersisa bukan hanya ego tapi kita. Rabu, 23 mei 2018 01.21 WIB